Cari Blog Ini

Selasa, 20 Februari 2018

penyakit yang ditimbulkan oleh kurangnya jam tidur pekerja

PENYAKIT YANG DITIMBULKAN OLEH KURANGNYA JAM TIDUR (ISTIRAHAT) BAGI PEKERJA
MAKALAH


Disusun oleh:
SULIKA 
1604145











BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2017



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Kurangnya Jam Tidur (Istirahat) Bagi Pekerja”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Bahasa Indonesia di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. 

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen penulis yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

Medan,  Desember 2017

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status, kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu,orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.

Banyak masyarakat yang menganggap sepele tantang waktu tidurnya.Masyarakat pada umumnya menkomsumsi obat tidur sebagai solusi masalah tidurnya.Padahal hal tersebut dapat berisiko bag kesehatan maupun psikologi pengguna obat tidur terutama bagi yang mengkonsumsi tanpa resep dokter.Tidur memang lebih pulas. Akan tetapi ketika bangun tidur, badan akan terasa lemas bahkan mengkonsumsi obat tidur dapat menyebabkan kecanduan. Padahal masih banyak cara lain untuk mengatasi masalah kurang tidur.

Daya tahan tubuh dapat bekerja dengan baik jika kita cukup tidur. Karena tidur merupakan suatu kebutuhan yang harus diperhatikan oleh setiap orang khususnya bagi para pekerja. Karena kegiatan dan aktifitas yang dilakukan oleh para pekerja bukan hanya bekerja saja saja. Diharapkan tidak hanya pekerja yang dapat mengatur tetapi diperlukan juga peran orang-orang sekitar untuk mengingatkan mereka untuk tidur dengan baik. Karena lingkungan sekitar juga berpengaruh bagi pekerja. Banyak pekerja yang sering tidur larut malam atau bahkan tidak tidur karena bergaul dan berkumpul bersama teman-temannya bahkan sampai lupa waktu. Dan mereka juga tidak sadar akan akibat yang ditimbulkan oleh kebiasaan tidur tersebut.

Sehubung dengan itu, untuk mengatasi kebiasaan pola tidur yang tidak baik tersebut, penulis menulis karya ilmiah ini, yang berjudul “Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Kurangnya Jam Tidur (Istirahat) Bagi Pekerja”.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian istirahat dan tidur?
2. Berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk tidur?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi tidur?
4. Apa manfaat dari tidur?
5. Apa saja macam gangguan tidur?
6. Penyakit apa yg ditimbulkan oleh kurangnya jam tidur bagi pekerja?

1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian istirahat dan tidur.
2. Untuk mengetahui  berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk tidur.
3. Untuk mengetahui  apa saja faktor yang mempengaruhi tidur.
4. Untuk mengetahui  apa manfaat dari tidur.
5. Untuk mengetahui  apa saja macam gangguan tidur.
6. Untuk mengetahui  penyakit yg ditimbulkan oleh kurangnya jam tidur bagi pekerja.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Istirahat dan Tidur
A. Istirahat
Suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam  menyiapkan lingkungan  atau suasana yang nyaman untuk beristirahat  bagi klien/pasien. Menurut Narrow (1645-1967) terdapat  enam kondisi seseorang dapat beristirahat
1. Merasa segala sesuatu berjalan normal
2. Merasa diterima
3. Merasa diri mengerti apa yang sedang berlangsung
4. Bebas dari perlukaan dan ketidaknyamanan
5. Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna
6. Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila membutuhkannya.

B. Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai peningkatan ambang rangsangan  yang tinggi terhadap  stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan  suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan energi. Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.

Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak, yaitu : Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region(BSR).

RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi Stimulus visual,pendengaran,nyeri,dan sensori raba;serta emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR. (Hidayat, 2008).

Ritme Sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (misalnya: cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian-yang melengkapi siklus selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung,tekanan darah, temperature, sekresi hormon, metabolisme dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah.

Tahapan Tidur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat elektro ensefalo gram (EEG), elektro-okulo gram (EOG), dan elektrokiogram (EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu non-rapid eye movement(NREM) dan rapid eye movement (REM). (Asmadi, 2008).

1)      Tidur NREM
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek karena gelombang otak yang ditunjukkan oleh  orang yang tidur lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang yang sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi
tubuh. Di samping itu,semua proses metabolic termasuk tanda-tanda vital,
metabolism, dan kerja otot melambat. Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap (I-IV). Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep)
2)      Tidur REM
Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit\.Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini. Selama tidur REM,otak cenderung aktif dan metabolismenya meninggkat hingga 20%. Pada tahap individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan
tiba-tiba, tonus otot terdepresi,sekresi lambung meningkat,dan frekuensi
jantung dan pernapasan sering kali tidak teratur.Selama tidur , individu melewati tahap tidur NREM dan REM.Siklus tidur yang komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya melalui empat hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur.Siklus tersebut dimulai dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III
berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama ± 20 menit. Setelah itu, individu kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit.


2.2 Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Tidur
Kebutuhan Tidur Rata-Rata Per Hari
i. Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan  1 siklus tidur rata-rata 45-60 menit.
ii. Bayi(s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14 jam/hari dengan  20-30% REM dan tidur sepanjang malam.
iii. Todler(1-3 thn) : Lama tidur 11-12 jam/hari dengan   25% REM dan   Tidur sepanjang malam + tidur siang.
iv. Pra sekolah : ± 11 jam/hari dengan 20% REM
v. Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan  18,5% REM
vi. Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM
vii. Adolescent : ± 8,5 jam/hari dengan 20% REM
viii. Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan 20-25% REM
ix. Dewasa menengah : ± 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit tidur
x. Dewasa tua  : ± 6 jam/hari dengan  20-25% REM dan sering sulit tidur
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur
a)      Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memrlukan waku tidur lebih banyak dari normal. Namun demikian , keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gagguan pernapasan seperti asma, bronkitis, penyakit kardiosvaskular,dan pnyakit persarafan.
b)      Lingkungan
Pasien yang biasanya tidur dalam lingkungan tenang dan nyaman, kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
c)      Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d)     Kelelahan
Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
e)      Kecemasan
Pada keadaan cemas seorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga mengganggu tidurnya.
f)       Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal,seseorang yang tahan minum alkohol dapat ,mengakibatkan insomania dan lekasa marah.
g)      Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidut antara lain:
Diuretik           : menyebabkan insomnia
Antidepresan   : menyupresi REM
Kafein             : meningkatkan saraf simpais
Beta-bloker     : menimbulkan insomnia
Narkotika        : menyupresi REM
h)      Nutrisi
Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna seperti keju,susu,daging dan ikan tuna dapat mampercepat terjadinya proses.

2.4 Manfaat Tidur
a) Hidup lebih sehat dan awet muda
Menurut Lawrence Epstein MD, penulis buku “The Harvard medical school guide to a good night sleep”, semakin lama semakin terlihat adanya hubungan erat antara tidur dan kesehatan tubuh. Ternyata saat kita tidur, tekanan darah dan detak jantung biasanya berada di titik terendah. Bila kurang tidur, tekanan darah kita akan cenderung naik. Hubungan antara hipertensi dan lama tidur seseorang dapat menjelaskan hasil penelitian lain yang mengaitkan kurang tidur dengan risiko terkena serangan jantung, diabetes, naiknya berat badan dan penyakit penyakit lain. Kurang tidur juga terbukti dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.

b) Memperindah wajah dan tubuh
Kurang tidur akan merubah metabolisme tubuh dan mempercepat proses penuaan. Anda semua yang merasa kurang tidur pasti merasakannya, kalau kurang tidur pasti wajah nampak lebih kusut dan sebaliknya ketika anda tidur dengan rileks maka akan memperindah wajah dan tubuh anda.

c) Menjauhi Stress
Tak dipungkiri lagi, ketika anda tidur maka masalah-masalah yang anda pikirkan sejenak menghilang. Sedangkan orang yang mengalami insomnia memproduksi hormon stress yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.

d) Mencerdaskan Otak
Kurang tidur menimbulkan efek kognitif dan fisik mirip dengan orang yang minum alkohol. Kondisi orang yang tidak tidur terus-menerus selama 17jam sama seperti orang yang kadar alkohol dalam darahnya 0,05%, ini sama dengan minum dua gelas alkohol dalam satu jam. Orang yang sulit tidur biasanya telat bangun, ritme ini akan membuat masalah dengan proses kognitif seseorang, seperti menjadi pelupa dan sulit berkonsentrasi. Artinya anda akan menjadi sedikit lebih bodoh setiap kali kurang tidur.

e) Tubuh menjadi Ideal
Bagi anda yang sedang diet, tidur menjadi point penting untuk mendukung program diet anda. Kurang tidur akan menurunkan metabolisme tubuh sehingga nafsu makan meningkat.Manfaat diatas diperoleh untuk tidur yang cukup sedangkan apabila kebanyakan tidur dapat menurunkan produktifitas hormon pertumbuhan. Oleh karena itu, supaya hidup sehat marilah kita biasakan tidur dengan proporsi yang cukup

2.5 Macam-Macam Gangguan Tidur
a) Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseoranng yang terbangun dari tidur tapi merasa belum cukup tidur dapat di sebut mengalami insomnia (japardi 2002). Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita insomnia sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya berkurang. Jenis insomnia yaitu :
1. Insomnia insial adalah ketidak mampuan seseorang untuk dapat memulai tidur
2. insomnia intermiten adalah ketidak mampuan seseorang untuk dapat mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur.
3. insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa nyeri, kecemasan,ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur.

b) Somnambulisme
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dankembali tidur (Japardi 2002). Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai resikoterjadinya cidera.

c) Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada bebrapa factor  yang menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku.

d) Narkolepsi
Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk tidur, dapat dikatakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia dapat tertidur  pada setiap saat di mana serangn mengantuk tersebut datang. Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan genetika sistem saraf pusat di mana periode REM tidak dapat di kendalikan. Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang.

e) Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila dilewati udara pernafasan.

2.6 Penyakit Yg Ditimbulkan Oleh Kurangnya Jam Tidur Bagi Pekerja 
a. Kurang tidur membuat anda lebih gemuk
Pada sebuah penelitian “Nurses’ Health Study”, sebanyak 70.026 wanita diteliti untuk menunjukkan apakah ada korelasi antara cukup atau kurangnya tidur dengan penambahan berat badan atau obesitas di masa yang akan datang. Peneliti mengemukakan bahwa kurang tidurdapat berpengaruh pada kemampuan untuk membakar kalori dan meningkatkan resiko kenaikan berat badan. Pada kenyataannya, mereka melaporkan bahwa wanita yang cukup tidur yakni 7 hingga 8 jam per malam memiliki resiko terendah mengalami kenaikan berat badan. Sebaliknya, mereka yang tidur kurang dari 7 jam per malam cenderung menjadi lebih gemuk.

b. Depresi
 Pengidap insomnia cenderung akan mengalami depresi berkepanjangan, karena tubuhnya mengalami kelelahan. Akan tetapi 15 %orang yang depresi diketahui tidur terlalu lama.Hal ini mungkin saja membuat depresi semakin parah.Untuk memulihkan kondisinya, penderitanya harus kembali ke pola tidur yang normal.Dalam beberapa kasus, mengurangi waktu tidur bahkan menjadi perawatan efektif bagi pengidap depresi.

c. Nafsu Makan Bertambah
Tidur terlalu sedikit dapat memancing hormon yang mengatur nafsu makan, meningkatkan keinginan makan tinggi lemak, makanan yang tinggi karbohidrat dan menyebabkan kalori yang lebih dari kebutuhan tubuh.Orang-orang yang kekurangan tidur dalam 2 malam memiliki lebih banyak hormon ghrelin yang mempengaruhi rasa lapar dan sedikit hormon leptin yang merupakan hormon penekan selera makan.

Dalam waktu lama, hal ini bisa menyebabkan penambahan berat badan. Dalam sebuah penelitian dari Universitas Washington menemukan bahwa orang-orang yang tidur 7 sampai 9 jam setiap malam memiliki berat badan rata-rata 24.8-hampir 2 poin lebih rendah dari rata-rata mereka yang tidur kurang.

Kurang tidur membuat anda lebih gemukPada sebuah penelitian “Nurses’ Health Study”, sebanyak 70.026 wanita diteliti untuk menunjukkan apakah ada korelasi antara cukup atau kurangnya tidur dengan penambahan berat badan atau obesitas di masa yang akan datang. Peneliti mengemukakan bahwa kurang tidurdapat berpengaruh pada kemampuan untuk membakar kalori dan meningkatkan resiko kenaikan berat badan. Pada kenyataannya, mereka melaporkan bahwa wanita yang cukup tidur yakni 7 hingga 8 jam per malam memiliki resiko terendah mengalami kenaikan berat badan. Sebaliknya, mereka yang tidur kurang dari 7 jam per malam cenderung menjadi lebih gemuk.

d. Pengolahang Glukosa Menurun
Setiap sel tubuh memerlukan bahan bakar untuk berfungsi sempurna. Menurut peneliti dari Universitas Chicago, Kekurangan selama 6 hari membuat resistensi terhadap insulin, yaitu hormon yang membantu mengangkut glukosa dari aliran darah ke sel. Dalam studi lain, tes menunjukkan bahwa peserta yang tidur kurang dari 6 jam/malam tidak dapat mengolah gula dengan benar. Hal ini bisa mengakibatkan diabetes tipe 2 .

e. Meningkatkan Stress
Penelitian di Universitas Chicago menemukan bahwa kurang menutup mata menyebabkan tingkat kortisol, hormon stres meningkat saat sore dan malam dan menyebabkan peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan glukosa darah.Hal itu bisa meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.Suasana hati buruk dan otak yang terasa berkabut Setelah melewati malam yang gelisah, konsentrasi  akanberkurang dan membuat kegiatan-kegiatan tertentu seperti mengemudimenjadi berbahaya. Suasana hati dan tidur diatur oleh zat kimia otak yang sama.Jadi Orang yang mengalami kelelahan juga kurang bahagia.Hal ini bisa meningkatkan kemungkinan depresi, namun kasus ini hanya berlaku pada orang-orang yang rentan terhadap penyakit.

f. Mempercepat Penuaan
pengaruh waktu tidur terhadap penuaan disebabkan oleh peningkatan kadar kortisol. Peningkatan hormon kortisol dapat memperlambat produksi kolagen.Kolagen adalah jaringan ikat yang mengatur kekencangan kulit.Oleh karena itu, tidur disebut juga beauty sleep.

g. Antibodi Tubuh anda menjadi lemah
Berdasarkan studi JAMA, mereka yang tidur kurang dari 7 jam per malam bisa 3 kali lebih rentan mengalami rasa dingin. Penelitian lain menemukan, pada pria yang kurang tidur akan mengalami kegagalan untuk menjaga respon imun atau kekebalan tubuh secara normal setelah menerima suntikan flu.

Mereka yang kurang tidur, antibodi yang bekerja setelah dilakukan vaksinasi hanya bisa bertahan paling lama 10 hari. Kondisi tersebut sangat berbahaya.
karena itu, perbaiki kualitas tidur, untuk meningkatkan kekebalan tubuh Anda. Jika terlalu sedikit waktu tidur Anda sistem kekebalan tubuh bisa terganggu.

h. Rentan terserang diabetes
Gula adalah bahan bakar setiap sel dalam tubuh Anda. Jika proses pengolahannya terganggu bisa menyebabkan efek buruk. Dalam penelitian yang dilakukan Universitas Chicago, AS, yang meneliti sejumlah orang selama 6 hari, mendapatkan kondisi ini bisa mengembangkan resistansi terhadap insulin, yakni hormon yang membantu mengangkut glukosa dari aliran darah ke dalam sel.
Mereka yang tidur kurang dari 6 jam per malam dalam penelitian 6 hari ini menemukan, terjadi proses metabolisme gula yang tidak semestinya. Akibatnya bisa menyebabkan timbulnyadiabetes.

i. Memicu rasa gelisah
Rasa gelisah setiap malam pasti akan terus menghantui mereka yang memiliki kualitas tidur buruk. Reaksi tubuh pun bisa menurun. Yang lebih kronis lagi, perasaaan bahagia tidak akan menghampiri hidup mereka yang kurang tidur.

“Tidur dan suasana hati diatur oleh zat kimia otak yang sama,” kata Joyce Walsleben, PhD. Hal ini dapat meningkatkan risiko pengembangan depresi, tapi mungkin hanya bagi mereka yang sudah rentan terhadap penyakit.

j. Berbagai rasa sakit bisa timbul
Tidaklah mengherankan, sakit kronis seperti masalah punggung atau arthritis bisa saja terjadi bila Anda melakukan aktivitas tidur yang buruk. Dalam sebuah studi dari John Hopkins Behavioral Sleep Medicine Program, direktur Michael Smith, PhD, membangunkan orang dewasa muda yang sehat selama 20 menit setiap jam selama 8 jam selama 3 hari berturut-turut. Hasilnya, mereka memiliki toleransi sakit yang lebih rendah, dan mudah mengalami nyeri.

k. Risiko kanker lebih tinggi
Olahraga membantu mencegah kanker, tetapi terlalu sedikit memejamkan mata dapat merusak efek pelindungnya. Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health studi meneliti hampir 6.000 wanita selama sekitar satu dekade dan menemukan bahwa penggemar olahraga yang tidur 7 jam atau lebih sedikit per malam memiliki kesempatan lebih besar 50% mengidap kanker daripada mereka yang rutin melakukan senam dan memiliki kualitas tidur yang baik.

l. Penyakit kardiovaskular
Kurang tidur akan menyebabkan peningkatan hormon stres dalam tubuh. Ini memengaruhi kesehatan secara keseluruhan, termasuk pada jantung. Hormon stres dapat merusak pembuluh darah, yang akan menyebabkan tekanan darah tinggi.

m. Diabetes
Seperti disebut sebelumnya bahwa kurang tidur akan menyebabkan metabolisme tubuh berkurang dan menurun, dimana akan mengurangi kemampuan tubuh untuk mencerna glukosa. Dan, ini disebut akan menyebabkan diabetes serta obesitas.

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

1. Suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai peningkatan ambang rangsangan  yang tinggi terhadap  stimulus dari luar
2. Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan  1 siklus tidur rata-rata 45-60 menit. Bayi(s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14 jam/hari dengan  20-30% REM dan tidur sepanjang malam. Todler(1-3 thn) : Lama tidur 11-12 jam/hari dengan   25% REM dan  Tidur sepanjang malam + tidur siang. Pra sekolah : ± 11 jam/hari dengan 20% REM Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan  18,5% REM Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM. Adolescent : ± 8,5 jam/hari dengan 20% REM . Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan 20-25% REM. Dewasa menengah : ± 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit tidur. Dewasa tua  : ± 6 jam/hari dengan  20-25% REM dan sering sulit tidur.
3. Faktor yang mempengaruhi tidur adalah : penyakit, lingkungan, motivasi, kelelahan, kecemasa, alkohol, obat-obatan dan nutrisi.
4. Manfaat tidur adalah: hidup lebih sehat dan awet muda, memperindah wajah dan tubuh, menjauhi stress, mencerdaskan otak, tubuh menjadi ideal.
5. Macam-macam gangguan tidur : insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, mendengkur.
6. Penyakit yg ditimbulkan oleh kurangnya jam tidur bagi pekerja : kurang tidur membuat anda lebih gemuk, depresi, nafsu makan bertambah, pengolahang glukosa menurun, meningkatkan stress, mempercepat penuaan, antibodi tubuh anda menjadi lemah, rentan terserang diabetes, memicu rasa gelisah, berbagai rasa sakit bisa timbul, risiko kanker lebih tinggi, penyakit kardiovaskular, diabetes.
DAFTAR PUSTAKA

Haryono,Adelin&Rindiarti, Almitra.2009.Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jalarta: Universitas Indonesia
Japardi, Iskandar. 2002. Gangguan Tidur. Sumetera Utara: Universitas Sumatera Utara
Agustin,Destiana. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Pada Pekerja Shift Di PT Krakatau Tirta Industri Cilegon. Jakarta: Universitas Indonesia
Lanywati, Endang. 2001. Gangguan Sulit Tidur. Yogyakarta:kanisius
Tawoto dan Wartona. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,Jakarta: Salemba Madika.
http://dinkes.agamkab.go.id/?agam=informasi&se=detil&id=147 , diakses pada 8 Desember 2017



Tidak ada komentar:

Posting Komentar