Ordinary Cafe, 14 April 2015, 20:47 WIB.
Keduanya duduk berhadapan namun tak saling memandang. Mungkin dunia terlalu sibuk saat itu, hingga mereka tak mau membuatnya semakin lelah. Maka mereka hanya diam, hanya memperhatikan lampu-lampu yg tergelar di setiap sisi, kendaraan yang tak henti berlalu lalang, dan manusia lain yang diberi gelar paling berkontibusi menyibukkan si Dunia.
Tak tahan dengan diam, wanita itu mulai berceloteh
"Pernah tidak kamu berfikir kalau foto adalah salah satu cara menghentikan waktu? Aku dan siapapun bisa mengabadikan satu momen untuk dimiliki selamanya."
"Selamanya terlalu lama. Satu atau dua tahun saja sudah..."
"Makanya, dua tahun ini akan ku abadikan" potong wanita itu dengan nada optimis yang sangat dipaksakan.
"Satu atau dua tahun saja sudah melelahkan putri. Kau tidak benar mengerti arti abadi kan?"
"Kenapa tidak coba mencari tau seberapa lama 'abadi' itu sama-sama?"
Keduanya duduk berhadapan namun tak saling memandang. Mungkin dunia terlalu sibuk saat itu, hingga mereka tak mau membuatnya semakin lelah. Maka mereka hanya diam, hanya memperhatikan lampu-lampu yg tergelar di setiap sisi, kendaraan yang tak henti berlalu lalang, dan manusia lain yang diberi gelar paling berkontibusi menyibukkan si Dunia.
Tak tahan dengan diam, wanita itu mulai berceloteh
"Pernah tidak kamu berfikir kalau foto adalah salah satu cara menghentikan waktu? Aku dan siapapun bisa mengabadikan satu momen untuk dimiliki selamanya."
"Selamanya terlalu lama. Satu atau dua tahun saja sudah..."
"Makanya, dua tahun ini akan ku abadikan" potong wanita itu dengan nada optimis yang sangat dipaksakan.
"Satu atau dua tahun saja sudah melelahkan putri. Kau tidak benar mengerti arti abadi kan?"
"Kenapa tidak coba mencari tau seberapa lama 'abadi' itu sama-sama?"